Pengen menjadi penulis ? gampang...

Puluhan buku di rak toko buku membahas tentang masalah menulis dan menjadi penulis itu gampang, mudah. Yang dibutuhkan agar bisa menjadi penulis cuma belajar belajar belajar. Terus mencoba mencoba mencoba. Lalu menulis menulis menulis. Kemudian jangan putus asa terus mencoba. Setelah itu semua orang bisa menulis. Menjadi penulis atau pengarang. Judul-judul buku seronok mencoba merayu pembaca tentang betapa mudahnya menjadi penulis dan pengarang. Benarkah cuma itu yang dibutuhkan?

Maksud para penulis buku itu kira-kira adalah sebagai cara memotivasi orang agar tidak putus asa untuk mencoba menulis buku atau menjadi pengarang. Atau menjadi penulis lepas yang karyanya bisa diterima oleh koran lokal, syukur nasional. Berbagai metoda ditawarkan dan disodorkan tentang cara mendapatkan ide; misalnya dengan mencoret-coret saja mulai menulis, buka saja laptop dan mulai menulis, buatlah catatan kecil setiap saat, biasakan segera menulis ketika ide muncul, cari tempat yang nyaman untuk mencari inspirasi, banyaklah membaca dan sebagainya.
Selanjutnya dibahas tentang gaya menulis, metoda, perbedaan-perbedaan jenis tulisan, sedikit tentang tata bahasa, gaya bahasa, gaya menulis, teknik menulis, riset, mencari bahan yang akan dijadikan tulisan, mencari dan cara menulis kutipan, catatan kaki dan seterusnya. Semuanya dipaparkan secara jelas. Tak lupa biasanya disertai contoh-contoh.

Pada bagian lain lebih indah lagi, biasanya ditambahkan proses sejarah romantisme kegagalan dan keberhasilan si penulis sehingga bisa menulis buku tersebut, atau awal sebuah buku dan tulisan berhasil menembus dan diterima penerbit atau diterima dan dimuat oleh redaksi sebuah koran. Tak lupa digambarkan keuntungan finansial dari keberhasilan menjadi penulis. Romantisme keindahan dari sebelum berhasil menjadi berhasil selalu indah dan membekas di dalam jiwa.

Para penulis buku itu rupanya lupa bahwa sebenarnyalah bagi para calon penulis yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir, penalaran dan logika yang kuat, akan mengalami kesulitan untuk menulis, apalagi menjadi penulis. Tidak ada seorang pun penulis yang berhasil yang tidak memiliki kecerdasan dan logika. Keberhasilan seorang penulis ditentukan oleh kemampuan logika dan penalaran. Semakin tinggi kemampuan dan logika si (calon) penulis, semakin tinggi dan besar kemungkinan menjadi penulis besar yang berhasil. Derajat penalaran dan logika, ditambah dengan saran-saran yang ditulis oleh banyak pemotivator yang menuliskan tentang betapa gampangnya dan mudahnya menulis, akan menentukan seseorang yang memiliki motivasi kuat akan berhasil.

Jangankan untuk menjadi penulis besar, untuk sekedar menulis dan diterima oleh lingkungan kecil pun, orang akan menilai seberapa mumpuni dan memiliki kecerdasan orang tersebut. Dan, lagi-lagi akan muncul dan tampak dari apa yang ditulis sesungguhnya memilki nilai kecerdasan, intelektual, logis dan runut, serta penalaran atau tidak. Dan celakanya, akan dengan mudah orang melihat kemampuan dan tingkat logika dan kecerdasan yang kita miliki.

Saya menyarankan, bagi yang kemampuan logika kurang, tingkatkan dulu dengan cara 10-1. Membaca dan belajar meningkatkan kemampuan logika sepuluh kali, dan mencoba menulis satu kali. Atau mau nekat juga boleh 10-10 yang hasilnya akan lama dipetik karena tidak fokus. Selamat menjadi penulis. Jika sehabis membaca tulisan ini kehilangan kemauan untuk menulis, bagus. Artinya sadar diri. Namun jika justru termotivasi. Itu tujuan tulisan ini. Salam menulis.

Komentar

Postingan Populer